Beberapa waktu belakangan ini, ramai diperbincangkan di sosial media terkait perbedaan kualitas antara dokter di Indonesia dengan dokter di luar negeri. Beberapa netizen pun memberikan kekecewaanya dengan kinerja dokter di Indonesia dan lebih memilih untuk berobat di luar negeri dengan hasil yang lebih memuaskan.
Sebagai dokter yang juga aktif di sosial media, Dokter Tirta turut menanggapi perbincangan tersebut melalui YouTube video yang diunggah pada channel pribadinya. Menurutnya, kualitas dokter Indonesia secara akademisi sama jagonya dengan dokter di luar negeri. Kenapa? Karena variasi kasus di Indonesia sangat banyak. Tetapi, dokter Indonesia dapat dikatakan kalah dengan 3 hal, antara lain perihal faskes dan alkes, sistem, serta ketimpangan jam kerja.
Kenapa faskes dan alkes di Indonesia jauh tertinggal dengan luar negeri?
“Hal ini bisa dikarenakan karena pajak alkes tuh barang mahal dan dianggap barang mewah. Dan faskes kita itu yang tingkat pertama yang puskesmas itu masih belum rata kualitasnya. Jadi antara Sabang sampai Merauke, kalau di Jawa bagus, di luar jawa belum tentu. Dan itu yang mengakibatkan pelayanan pasien tentu tidak bisa berimbang, karena faskesnya aja berbeda dan alkesnya juga berbeda,” ujar Dokter Tirta.
Kelemahan kedua adalah sistem BPJS yang masih kalah dengan sistem berobat di luar negeri.
“BPJS itu adalah sistem yang bagus dan bermanfaat, karena apa? Karena waktu tunggunya paling singkat, 14 hari. Preminya paling murah dibanding asuransi yang lain, penyakit yang dicover juga paling banyak. Tapi sistemnya masih sangat sulit. Jadi sistem kita tuh ruwet banget, ruwet ruwet, bener-bener ruwet,” jelasnya.
Kelemahan terakhir adalah ketimpangan jam kerja. Di beberapa tempat di Indonesia, itu satu dokter bisa menangani 80-90 pasien, sehingga mengakibatkan komunikasi antara pasien dan dokter sangat terbatas dan tidak begitu bagus, hingga keterlambatan dokter karena terlalu banyak pasien.
“Kok bisa pasien terlalu banyak? Itu karena satu dokter diizinkan untuk mengambil 3 SIP atau surat izin praktek. Kenapa mereka ngambil 3 SIP? Ya karena gaji dokter di sini tidak setinggi dengan gaji dokter di Singapura. Sehingga untuk menutupi biaya operasional dirinya masing-masing, mereka praktek di 3 tempat. Apa akibatnya kalau mereka praktek di 3 tempat? Maka ada potensi keterlambatan,” ungkap Dokter Tirta.
Tentunya hal ini harus menjadi peningkatan bagi dari pemerintah, kemenkes, dan dari organisasi profesi itu sendiri.
Buat yang penasaran dengan kelanjutan pembahasan Dokter Tirta terkait perbedaan kualitas dokter di Indonesia dan luar negeri, langsung aja cek videonya hanya di YouTube Channel Tirta PengPengPeng, ya!
---
PT Suara Mas Abadi (SMA) dengan label Hits Records adalah perusahaan bergerak dalam bidang industri rekaman di bawah PT Star Media Nusantara (SMN) yang merupakan bagian dari PT MNC Studios International Tbk.
Hits Records memantapkan fokusnya kepada karya musik bergenre Pop, Folks, RnB, dll. Kesuksesan Hits Records dapat dilihat dari talenta-talenta yang dimiliki, seperti Andmesh Kamaleng, Mahalini Raharja, Nuca, Novia Bachmid, dll.
PT Suara Mas Abadi mengembangkan diri dengan membentuk divisi digital yang diberi nama StarHits dengan fokus untuk monetisasi aset digital MNC group, bekerjasama dengan banyak konten kreator untuk memproduksi konten yang bermutu.
StarHits juga ditunjuk oleh YouTube sebagai MCN (Multi Channel Network). Selain menyediakan layanan dalam pengelolaan konten, StarHits memiliki tujuan untuk mendistribusikan konten secara efektif ke seluruh platform media untuk meningkatkan jangkauan audiens, perlindungan konten atau hak cipta, & monetisasi konten.
Temukan kami di:
Website: https://www.starhits.id/
Facebook: https://www.facebook.com/starhitsidn
Twitter: https://twitter.com/Starhitsid
Instagram: https://www.instagram.com/starhitsid/
#TirtaPengPengPeng
#smn
#starhits
#hitsrecords
#msin
#mncstudiosinternational