Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan pernyataan dari salah seorang anggota dewan yang menolak impor gerbong kereta dan mengatakan bahwa situasi chaos atau kekacauan di dalam stasiun KRL hanya terjadi pada saat momen-momen tertentu, seperti lebaran dan nataru.
Atas pernyataan tersebut, ribuan masyarakat pengguna KRL pun berang dan menilai bahwa anggota dewan tersebut tidak tahu keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, di mana stasiun hampir selalu chaos setiap hari, terutama di jam-jam sibuk seperti berangkat dan pulang kerja.
Sebagai salah satu masyarakat pengguna transportasi umum KRL, praktisi kesehatan, Dokter Tirta, turut memberikan komentarnya terkait tanggapan anggota dewan yang dinilai tidak pernah terjun langsung ke lapangan untuk melakukan studi banding.
“Bu yang terhormat, namanya commuter dan kereta listrik itu chaos-nya tiap berangkat kerja dan pulang kerja, Bu. Kita harus paham urgensinya. Kita sendiri sebagai pengguna itu gak tau polemiknya apa. Yang jelas keinginan dari pengguna KRL di Indonesia itu adalah gerbongnya ditambah dalam waktu secepatnya biar kita enggak kayak pepes,” ujar dr. Tirta.
Dokter yang juga kolektor sepatu ini juga membandingkan gaya hidup dari seorang anggota dewan yang setiap harinya berangkat dan pulang kerja menggunakan mobil, dengan seorang karyawan yang harus menempuh perjalanan dengan transportasi umum. Padahal, sebagai wakil rakyat, seharusnya anggota dewan tahu dan ikut merasakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Yang namanya wakil rakyat yang digaji dari pajak rakyat, salah satunya, pendapatan negara, ya paling enggak merasakan rakyat. Kalo naiknya cuman pake mobil pribadi, Ente gak akan pernah ngerasain,” jelas dr. Tirta.
Di sisi lain, Dokter Tirta juga menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia juga ingin dan pastinya bangga apabila menggunakan KRL buatan dalam negeri (INKA). Namun mengingat kebutuhan gerbong KRL saat ini sudah sangat tinggi urgensinya, apakah masyarakat Indonesia harus menunggu selama 2 tahun dan harus rela berdesak-desakan di dalam kereta?
“Saya usul, Bu, setiap pejabat harus menggunakan transportasi umum dua kali seminggu,” tutup dr. Tirta.
Buat yang penasaran dengan tanggapan lebih lengkap dari dr. Tirta, langsung aja cek videonya hanya di YouTube Channel Tirta PengPengPeng, ya!
---
PT Suara Mas Abadi (SMA) dengan label Hits Records adalah perusahaan bergerak dalam bidang industri rekaman di bawah PT Star Media Nusantara (SMN) yang merupakan bagian dari PT MNC Studios International Tbk.
Hits Records memantapkan fokusnya kepada karya musik bergenre Pop, Folks, RnB, dll. Kesuksesan Hits Records dapat dilihat dari talenta-talenta yang dimiliki, seperti Andmesh Kamaleng, Mahalini Raharja, Nuca, Novia Bachmid, dll.
PT Suara Mas Abadi mengembangkan diri dengan membentuk divisi digital yang diberi nama StarHits dengan fokus untuk monetisasi aset digital MNC group, bekerjasama dengan banyak konten kreator untuk memproduksi konten yang bermutu.
StarHits juga ditunjuk oleh YouTube sebagai MCN (Multi Channel Network). Selain menyediakan layanan dalam pengelolaan konten, StarHits memiliki tujuan untuk mendistribusikan konten secara efektif ke seluruh platform media untuk meningkatkan jangkauan audiens, perlindungan konten atau hak cipta, & monetisasi konten.
Temukan kami di:
Website: https://www.starhits.id/
Facebook: https://www.facebook.com/starhitsidn
Twitter: https://twitter.com/Starhitsid
Instagram: https://www.instagram.com/starhitsid/
#TirtaPengPengPeng
#smn
#starhits
#hitsrecords
#msin
#mncstudiosinternational